Friday, January 29, 2010
Soweto, South Africa (25 January 2010)
Setelah penuh dengan pekerjaan di hari kerja, minggu siang kami pergi dengan Van lengkap seorang guide menuju area Soweto. Kota ini, pada masa Apartheid (Hingga 1994) merupakan daerah yang dialokasikan untuk tinggal kaum kulit hitam. Saat itu kaum ini tidak boleh berdiam di Johanessburg dan hanya boleh ke kota saat bekerja saja. Kota nya sekarang dihuni oleh empat juta orang dan sangat padat.
Pasar Soweto
Kami sempat dibawa ke pasar Soweto, ternyata tidak beda dengan pasar tradisional di Indonesia. Bedanya, disana kami mendapati satu buah mobil Audi sedang direparasi dipinggir jalan!
Di dekat pasar ini juga ada rumah sakit yang pernah memegang rekor terbesar di dunia, namanya kalo ngak salah Chis Hanna Hospital.
Mandela House
This was an emotional visit. Saat sampai di rumah ini saya langsung ke kamar kecil untuk mnyeka airmata saya. Seperti mimpi rasanya bisa mengunjungi rumah idola saya. Ya, saya mengidolakan Nelson Mandela karena walaupun dipenjara 27 tahun oleh rezim kulit putih yang sudah menindas bangsanya selama ratusan tahun; saat dia mempunyai kuasa untuk membalas, Mandela memilih mengajak bangsanya untuk saling memaafkan. Bersatu ke depan dan sama-sama membangun. Satu hal baik yang harus dicontoh.
Rumah ini dihuni Mandela dan keluarganya jauh sebelum dia masuk penjara. Setelah keluar dari penjara pun dia kembali ke sana sampai akhirnya pidah (Saya ngak tahu kapan pindahnya .....).
Walau rumah ini telah direnovasi, tapi design asli dan interiornya masih tetap dipertahankan. Ada beberapa perabot juga yang masih dipamerkan. Rumah itu sekarang dipagari dengan pagar besi dan kaca. Pengunjung harus membayar karcis sebelum masuk.
The Hector Zollie Pieterson Museum
Museum ini untuk memperingati demonstrasi yang dilakukan pelajar Soweto tahun 1976. Saat itu mereka menolak pemakaian bahasa Afrikaan di sekolah mereka. Afrikaan adalah bahasa yang di[akai kaum kulit putih yangn berakar dari bahasa Belanda. Saat demonstrasi terjadi kekacauan yang menyebabkan jatuhnya korban termasuk Hector Zollie Pieterson. Hector saat itu berusia 12 tahun.
Soccer City
Saat melihat bangunan ini dari jauh saya tidak bisa menyembunyikan rasa senang saya. I have been a fan of World Cup since I was a little kid! Dan melihat stadion yang akan menjadi host piala dunia 2010? Pasti kayak mimpi. Bangunan nya mengadaptasi mangkuk makan orang asli Afrika. Saat saya disana, masih banyak bagian halaman stadion yang belum selesai.
Pemerintah Afsel membangun stadium di Soweto karena orang Soweto memang gila bola.
Tapi terus terang, dari development yang sudah dilakukan pemerintah sekarang terhadap Soweto, walaupun sudah ada area yang diisi oleh rumah yang bagus, dibanding Joburg (Panggilan local untuk Johannesburg), Soweto jauh tertinggal. Seperti bumi dan langit.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment