Saturday, January 9, 2010

Hongkong Day 2 & 3 (Maret 2009)


Day 2 - Keliling Hongkong

Setelah menghabiskan hari pertama di Disneyland, pada hari kedua giliran kota Hongkong yang kami jelajahi.

Dua tahun sebelumnya, saya ikut city tour untuk keliling Hongkong. Harga waktu itu sekitar 300,000 per orang dan mendatangi lima tempat, salah satu nya Ocean Park (Seperti Ancol). Karena sekarang kami berempat, untuk lebih hemat saya membuat rencana tour sendiri dengan transport MTR dan taxi.

Kami meninggalkan hotel sekitar jam 10 pagi. Dengan MTR kami menuju tujuan pertama yaitu The Peak. Dengan MTR kami menuju Central station. Sesampai disana kami seharusnya berjalan kaki menuju tempat Tram yang berada di dataran rendah the Peak. Tram ini akan membawa kita ke dataran tinggi the Peak. Namun kami malah kebingungan, orang lokal yang kami tanyai memberi petunjuk yang berbeda-beda. Akhirnya kami naik taxi ke tempat Tram.

Setelah membayar karcis dan mengantri, kami naik tram. Sesampai di the Peak, karena kami juga membeli tiket ke observation deck, kami langsug menuju ke sana. Pemandangan yang kami dapat sangat spektakular. Dari sana kita bila melihat Victoria Harbour, kota Hongkong dan sampai Kowloon. Gedung pencakar langit yang biasanya kita lihat dengan menengadah, berada dibawah kami. Tidak percaya? Silahkan lihat di foto posting ini.

Dari the Peak kami menyeberang ke Kowloon dengan MTR. Tujuan kami adalah ke Avenue of Stars dan Ladies Market. Avenue of Stars adalah area dipinggir perairan yang memisahkan Hongkong Island dan Kowloon. Bintang-bintang terkenal Hongkong ditorehkan namanya dan juga cap telapak tangan mereka di pelataran area tersebut. Kita bisa menemukan telapak tangan Andy Lau, Chow Yun Tat, Joan Chen dan tentunya .... Bruce Lee. Pemandangan dari sana juga spektakular, karena kita berseberangan dengan kota Hongkong. Jadi Hongkong dengan pencakar langitnya terlihat dari Avenue of Stars. Sayangnya kami disana sebentar, tidak sampai malam, karena biasanya dimalam hari dari area ini kita bisa melihat Symphony of Light, tarian sinar laser.

Setelah itu, tetap dengan MTR, kami menuju Ladies Market. Namanya keren ya, tapi sebenarnya ini pasar penjual suvenir yang dicampur pasar garmen biasa. Kalo di Balikpapan bisa jadi Pasar Kebun Sayur campur Pasar Klandasan, jadi kita tidak hanya dapat suvenir ala Hongkong tapi bisa beli baju made in China juga. Karena murah, banyak diserbu turis. Disebut Ladies Market, mungkin karena yang nyerbu kebayakan wanita (??). Karena kedua anak saya sudah lapar, maka kami stop di McDonald terdekat, sementara adik saya yang shopping di pasar. Hasilnya? Oleh-oleh murah meriah plus satu set seragam Bola klub Galaxi dengan mana David Beckham seharga 50,00rupiah.

Tujuan terakhir kami hari itu adalah Jumbo Kingdom yang terletak di Aberdeen Hongkong Island. Jumbo KIngdom adalah yaitu restoran terapung berbentuk istana china. Megah sekali. Tapi di restoran ini saya belajar bahwa riset yang saya lakukan mengenai Hongkong, tailor made city tour dan harga nya adalah belum cukup.

Pada kunjungan saya sebelumnya, saya ke restoran ini dengan rombongan tour, jadi makannya pun rame-rame d1 satu meja. Sedang yang ini kami hanya berempat. Saya berhitung dalam hati bahwa pasti secara proporsi harga dibawah 500,000 untuk berempat. Ternyata? .... saat saya membuka buku menu jantung saya mau copot. Adik saya malah mengomel. Harganya mahal banget! Saya sendiri malu untuk menuliskan disini. Tapi karena sudah keburu ada disitu akhirnya kami pesan juga menu empat sehat ... nasi, satu menu ikan, satu menu sayur dan gratisan teh hangat (untuk mengganti menu buah karena tidak ada yang gratis). Makanannya enak. Keluar dari restoran adik saya masih ngedumel, tapi saya memberi nasehat bahwa karena ke Hongkong aja kita keluar uang banyak (Walaupun pake paket hemat!), jadi harus dinikmati. Lagian .... yang bayar semua juga saya :)

Namun kalau dihitung-hitung, biaya yang dikeluarkan dengan membuat tour sendiri jadinyanya lebih mahal daripada ikut tour group. Tapi dasi sisi kepuasan, lebih puas atur sendiri ... karena kita bisa pilih ke mana saja, makan apa saja dan kapan saja. Tinggal dealing dengan .... 'berapa saja' yang kadang jadi masalah.


Day 3 - Maunya sih ke Macau tapi ....

Pagi-pagi kami berempat sudah siap, tujuan hari itu: Macau. Kami menemui Pak Wong untuk minta peta turis dan juga informasi biayanya. Ternyata biaya bolak-balik ke Macau dengan naik feri cepat satu orang seharga hampir sejuta rupiah. Waduh, mahal amat! Setelah mempertimbangkan biaya dan tempat wisata yang ada di sana yaitu wisata sejarah dan entertainment yang mungkin tidak bisa dinikmati oleh anak-anak, akhirnya kami putuskan untuk membatalkan perjalanan ke Macau.

Jadinya? Ke Disneyland lagi. Tapi memang yang namanya Disneyland 'Kagak ada matinye!'. Kesan yang kami dapat tetap fantastic, magical dan bagus bagus bagus. Kali ini kami meninggalkan theme park sekitar jam tiga sore. Saya terpaksa menyeret Lilo keluar dari sana karena dia tidak mau pulang.

Dari Disneyland kami menuju Stanley Market. Pasar suvenir yang berada di dataran tinggi selatan pulau Hongkong. Perjalanan dengan taxi ke area ini memberikan pemandangan yang indah, pemandangan tebing dan pantai. Stanley Market berbeda dari ladies market. Disini tidak sepenuh ladies Market dan tempat nya nyaman, banyak cafe. Sekali lagi, karena anak-anak sudah lapar, saya dan anak-anak makan malam sementara adik saya berbelanja di pasar.

Sebelum magrib kami meninggalkan Stanley Market menuju penginapan. Rute jalan jalan yang kami ambil salah satunya berada diatas dam besar. Saya tidak tahu nama daerah nya, cuma pemandangan dam yang ada tepat di sisi jalan sangat menakjubkan. Sesampai di kota kami terjebak macet, yang lebih gawat supir taxi tidak tahu jalan menuju apartment kami. Hingga ketika kami sampai ke jalan buntu yang ramai dengan pengunjung si supir menyerah dan meminta kami mencari taxi lain. Saya menyerahkan uang 500 dollar, membawa Lulu keluar dan meinta Helga adik saya menggendong Lilo selama menunggu taxi yang lain. Hujan yang rintik-rintik mendramatisir keadaan saat itu.

Sesampai di apartment saya menanyakan kembalian taxi kepada adik saya karena yang harus dibayar hanya 30 dollar.'Ngak ada Teh, kan aku bawa Lilo' jawab adik saya. Saya bengong. No ...., 470 dollar, sepadan dengan 600 ribu rupiah melayang! Kesel deh. Dasar itu supir ngak jujur, sudah nurunin penumpang di jalan, nilep uang kembalian lagi.


Tapi terlepas dari beberapa insiden, overall liburan di Hongkong tetap asyik. Saya tidak lupa pada lampu papan reklame dalam tulisan cina yang begitu ramai di tiap pusat perbelanjaan, ekspresi wajah anak-anak saat melihat tokoh kartun mereka dan decak kagum adik saya saat memandang ke kota Hongkong dari the Peak. Semua memang ada harganya :)

No comments:

Post a Comment