Tuesday, December 22, 2009

Makassar (22-25 Desember 2009) - Day 1


Akhirnya, setelah beberapa kali ke Makassar hanya untuk transit pesawat, akhirnya saya dan dua anak saya memutuskan untuk berlibur di Makassar. Memang, Trans Studio menjadi tujuan utama kami, tapi kami rencana habiskan tiga hari di Makssar, jadi tentunya lebih dari Trans Studio aja dong.

Day 1

Kami Berangkat dari Balikpapan jam 1 siang dan tiba di Makssar jam 3.30 sore. Pesawat transit di palu selama 20 menit. Bonus buat kami, karena kami belum pernah ke Palu sebelumnya. Dari pesawat saya dapat memotret kota Palu yang diapit gunung dan laut.

Di Bandara Makassar, nuansa yang pertama kami dapat adalah kebanggan warga nya atas kota mereka. Porter yang membantu mengangkat koper kami tersenyum lebar sambil berseru "Makassar!"

Kami beruntung karena ada teman yang menjemput kami di Airport (Terima kasih buat Imel, Bu Nani, Ella dan Pak Tappa). Dari Airport kita langsung ke Jalan Sumbaopu untuk membeli kerajinan daerah Sulawesi Selatan. Saya dapat dua nampan ukira Toraja, miniatur kapal pinisi, dua seruling (yang ternyata sampai malam ini kami tidak tahu cara membunyikannya!) dan dua botol sirup markisa. Sebelum meninggalkan Makassar saya janji akan balik lagi ke toko tersebut. Kami juga sempat ke toko mas di jalan yang sama, hiasannya bagus-bagus dan model ukiran sulawesi, tapi karena harga saya harus berpikir-pikir dulu. cuma kayaknya saya akan balik lagi ke sana nih ... :)

Dari Jalan Sombaupu, kami check in hotel. Kami menginap di Hotel Aryaduta dan beruntung dapat kamar yang menghadap ke Pantai Losari. Saya mengambil beberapa foto bagus.

Setelah istirahat, kami makan malam di restoran Dinar di jalan Lamadukeleng. Ikan yang disajikan dagingnya segar. Sekarang saya mengerti kenapa teman-teman saya yang berasal dari Makassar selalu bilang kalau ikan bakar daerah lain tidak ada yang sesegar ikan disini. Sepertinya orang Makassar suka makan di luar rumah, karena daerah restoran sangat penuh, padahal ini bukan malam liburan. Kami juga melewati rumah mantan Wakil Presiden Pak Yusuf Kala. saya membayangkan akan melihat sebuah isata atau rumah mewah. Ternyata, rumahnya sederhana untuk kapasitas seorang mantan wakil presiden.

Karena jagoan kecil saya sudah tertidur akhirnya kami putuskan kembali ke hotel dan melanjutkan acara besok hari.

No comments:

Post a Comment