Paris dari deck teratas Eiffel Tower |
Karenanya saya harus merogoh kantong agak dalam untuk membayar taxi dan saya bisa liat betapa senangnya si Pak Supir. Sambil menengadah mencari kata-kata, dengan terbata-bata dia bilang ..."Eehhhh .... Senkyu ...Merci ....". Dan dengan sekali tekan dia langsung bisa menaikan handle koper saya. How did he do that? Omel saya dalam hati.
Lokasi hotel hanya satu blok dari menara Eiffel. Jadi tinggal check in, drop barang di kamar, shock sebentar melihat betapa kecilnya kamar saya dibanding rate yang saya bayar, baring beberapa menit .... lalu langsung kabur untuk melihat menara paling terkenal di dunia ini di saat senja!
Eiffel saat senja |
Setelah turun dari menara saya mencari makan malam, tidak banyak toko yang menjual makanan di sekitar menara. Jadi saya memilih membeli chocolate and banana crepes yang kebetulan dijual disana. Hangat dan enak sekali, apalagi lagi lapar dan udara dingin saat itu.
Eiffel, Paris and Napoleon
Keesokan hari nya saya memulai jalan-jalan di Paris. Oya, ini chapter kedua dari 'Me' holiday. Chapter pertama saya habiskan di Amsterdam. Saya punya waktu full day tiga hari di Paris. Hari pertama akan saya habiskan di sekitar Eiffel, keliling kota dengan bis wisata sambil mengunjungi tempat menarik seperti musium Louvre. Hari kedua akan ke Istana Versailles. Hari ketiga baru pergi ke luar Paris, tepatnya ke Mont Saint Michel di Normandy.
Jadi, di pagi yang cerah itu saya jalan kaki ke menara dan ..... Eifel, eifel, eifel, saya tidak tahu magnet apa yang membuat orang tidak bosan-bosan memandang dan memotretnya. Seperti saya juga.
Can't get the smile off my face! |
Kok ada gambar Pramuka Indonesia di pengumuman menara ya? |
Ada copet juga tuh ... |
Setelah itu saya naik bus wisata untuk berkeliling Paris. Dengan membayar 23 Euro, kita bisa naik bis ini selama dua hari. Bis akan stop di hampir setiap tempat wisata yang popular. Yang asik, armada nya banyak. Jadi kalau kita turun di Musee d'Orsay misalnya, kita bisa naik bis berikutnya dalam waktu 15 menit.
Dapat deh saya muter-muter dan melihat keindahan kota Paris. Cantiknya setengah mati ........
Satu sudut Paris |
Alexander Bridge |
Arc de Triomphe |
Champ de Elysees |
Pemusik jalanan di Pont De L’ évéché Paris |
Pont
De L’ évéché Paris (Jembatan cinta) |
Napoleon's Tomb |
Place de la Concorde dan the obelisk dari Mesir |
Place de la Concorde (Alun-alun kota) |
Seine river yang membelah Paris |
....... and the Island dimana lokasi Notre Dame |
Yang saya perhatikan adalah, betapa Prancis memuja Napoleon, pemimpin Prancis yang pada akhir 1700an dan awal 1800an berhasil menguasai Eropa sampai ke Mesir.
Saya sempat berbicara dengan supir tur dan menanyakan benarkah Napoleon itu pendek seperti yang sering digambarkan? Dengan bangga nya dia menjawab bahwa itu hanya olok-olokan buatan Inggris. 'Padahal ukuran dia normal kok.' Kita semua tahu kalau akhirnya Inggris mengalahkan Napoleon di Waterloo.
Saya sempatkan diri ke musium Louvre. Beruntung, karena di depan pintu masuk ada yang memberi saya tiket gratis!
Musee de Louvre |
Madame Monalisa ... atau Senora Monalisa? |
Kerumunan pengunjung melihat Monalisa |
Si 'Kincir Angin Merah' |
Jalan-jalan saya hari itu selesai karena saya harus balik ke hotel dan dandan untuk pergi ke Moulin Rouge. Yap, ada dress code nya. Tapi justru ini yang bikin kecele!!!
Saat sampai di theatre, semua penonton berdandan rapi. Banyak wanita yang pake high heel, para pria pakai jas. Semua penonton duduk di meja, dengan dinner dan wine. Saya mendapat sparkling water yang segar :)
Dan mulailah acara yang ditunggu-tunggu. Satu grup wanita dan pria menari dan menyanyi ..... lalu para wanita dengan sigap menarik atasan mereka dan sampai selesai yang saya lihat adalah sebuah topless show!!
I did not see it coming ... benar-benar ngak nyangka. Saya fikir pertunjukannya seperti yang ada di film yang dibintangi Nicole Kidman itu!
I don't mind to watch, apalagi sudah keluar duit sampai 170 Euro, apalagi jemputan saya baru datang saat pertunjukan selesai. Yang kasihan adalah para isteri yang datang dengan suami mereka .... sang suami menonton show dengan exciting sementara sang isteri menonton suami mereka dengan pandangan menyesal!
Yaah ..... bila tahu gini ngapain saya dandan rapi kalo yang ditonton malah pada ngak pake baju .... Saya sudah pernah nonton Simon Cabaret (Kabaret waria) di Phuket dan Opera di Sydney. Kalo di ranking pilih nonton yang mana, maka pilihan saya Sydney Opera, diikuti nonton bencong nyanyi di Phuket baru baru Moulin Rouge. Abis nyanyi nya ngak bagus ... tapi bapak-bapak punya pilihan berbeda kali ya :)
Marie Antoinette and Lulu
Hari berikut nya saya pergi ke Istana Versailles. Istana super besar dan mewah yang pernah saya lihat.Interior Istana Versailles |
Taman Versailles |
Lukisan Penobatan Napolen dan Josephine |
Istana ini juga yang menjadi lambang 'kebegoan' Raja Prancis Louise XVI saat itu, karena saat dia bermewah-mewah dengan permaisuri nya Marie Antoinette, rakyat hidup susah dan harus bayar pajak tinggi.
Pasti bingung ya kenapa diatas saya tulis 'kebegoan' ... ya, menurut saya Louise XVI bego karena salah satu sebab rakyat berontak adalah karena raja menaikan pajak yang kemudian uangnya dipakai untuk membantu perang kemerdekaan Amerika melawan musuh bebuyutan Prancis, Inggris. Jadi uang pajak itu tidak banyak yang digunakan untuk kesejahteraan rakyat Prancis sendiri.
Tempat tidur Marie Antoinette |
Morning view dari kamar Marie Antoinette |
Seperti yang kita pelajari dalam sejarah, sang raja dan permaisuri nya diseret keluar dari istana nya dan tak lama kemudian dihukum pancung.
Balik ke Paris, saya memanfaatkan tiket bis tur hari kedua saya untuk pergi ke Notre Dame Cathedral. Saya mau liat dari dekat katedral yang terkenal di buku The Hunchback of the Notre Dame nya Victor Hugo itu.
Alun-alun di depan katedral |
Notre Dame yang terkenal itu ... |
Duduk dibawah matahari sore memandang katedral yang cantik ini membuat saya sentimentil. Sudah hampir satu minggu saya tidak ketemu anak saya Lulu dan Lilo. Kangen .... dan memandang katedral ini, rasa kangen saya bertambah.
Jadi ingat saat Lulu kecil, saya sering saya membacakan pertualangan si punuk Quasimodo dan gadis gipsi cantik Esmeralda di cerita Hunchback. Bagaiman Lulu tegang saat si jahat Frollo mengejar dan akan menangkap mereka dan berbinarnya mata Lulu saat orang-orang di Paris mengelu-elukan Quasimodo sebagai pahlawan.
Saya tidak tahu jam berapa saat itu di Sangata, yang saya ingat, saya langsung menelepon buah hati saya yang sudah 13 tahun itu. Pasti dia sendiri bingung, kok mamanya jadi emosional gitu pas nelepon. Yang saya bilang hanya, "Lulu, sekarang Mama lagi di depan Notre Dame. It's so beautiful, just like in the book . I promise, I will take you here one day ... I love you. I miss you."
Well, kayaknya saya memang sudah kelamaan ninggalin rumah .....
Dari Notre Dame saya ke Champ Elysees, jalan besar yang dipenuhi pertokoan. Saya terpesona melihat antrian panjang calon pembeli yang ingin masuk ke Louis Vuitton.
Malam itu saya memutuskan tidak makan, karena saya tidak suka makanan yang hambar ala Prancis. Italian resto penuh. Saya lihat ada iklan makanan Pakistan, ternyata malah tersesat mencari nya.
Mont Saint Michel dan Taxi Driver
Last day in Paris ..... subuh-subuh saya sudah naik taxi untuk berkumpul dengan turis lain dan naik bis bareng menuju Prancis Utara, tepatnya di Normandy. Normandy terkenal dengan D-Day saat Perang Dunia. Tentara Sekutu mendarat di pantai Normandy tahun 1944 dan kemudian membebaskan Prancis dari cengkraman Nazi Jerman.
Tapi tujuan saya bukan ke pantai Normandy, tapi ke Mont Saint Michel. Sebuah biara diatas gunung batu yang berumur lebih dari 1000 tahun.
Untuk menuju ke Saint Mont Michel kita harus naik bis delapan jam bolak-balik. Tapi semua nya ngak rugi, selain pemandangan di jalan yang indah ....
.... dan karena yang didatangi menawan sekali. Kalau dilihat dari jauh seperti istana dongeng.
Mont Saint Michel di kejauhan |
Mont Saint Michel .. seperti istana dongeng |
Gerbang masuk |
Percaya ngak percaya, saat sore perut saya mulai keroncongan. Sepanjang jalan naik turun di biara ini dipenuhi toko suvenir dan restoran bergaya Medieval (Abad pertengahan).
Jalan kecil didalam komplek biara |
Tapi lagi-lagi yang saya dapati adalah goreng-gorengan dan bakar-bakaran ..... jadi deh saya ketemu pacar lama ..... Chocolate and banan crepes!!
Tapi karena kali ini dinikmati di restoran, maka tampilannya lebih menggugah selera.
The famous Chocolate and Banana Crepes |
Kalo memang jodoh ya ngak kemana ya ..... :) ... SShhh ...
Sekembali di Paris, semua turis diturunkan di tempat kita berkumpul. Jadi saya harus mencari taxi untuk balik ke hotel. Waktu itu sudah jam 8 malam dan saya sendiri. Anehnya saya tidak takut.
Saya menuju taxi stop di dekat musium Louvre. Supir taxi nya ganteng, dandannya rapi, rambut pirang dan kayaknya kebanyakan pake minyak rambut ....saya jadi inget seorang adik laki-laki saya yang suka dandan. Dan seperti biasanya, bila saya terbawa perasaan, pasti kebawa ke perbuatan. Dari sana ke hotel saya perlu 10 Euro, karena saya senang lihat si supir taxi, saya beri dia tips 10 Euro.
Sampai saya tiba di pintu hotel, saya masih mendengar si supir berteriak kegirangan ..."Merci beaucoup, madame ... Merci beaocoup, madame ..!!". Saya berbisik dalam hati, 'Udah waktunya balik ke Indo Da ... kalo ngak kamu bakal ngabisin duit sana-sini gara-gara kangen keluarga.'
Waktunya memang tepat. itu adalah malam terakhir saya di Paris. Keesokan hari nya saya pulang ke Indonesia.
Au revoir Paris .... kapan-kapan aku balik lagi.